PERJALANAN - Menelusuri Jejak Pena Budaya. Janger Banyuwangi, I’m Coming
Jika bicara soal budaya.... Indonesia memang tidak akan ada
habisnya jika dikupas satu persatu tentang budayanya.. terutama dibidang
tari-tarian, baik tradisional, kontemporer maupun modern.. Nah yang saya temui
kali ini adalah Tarian tradisional dari kota paling timur sendiri, apa itu?
Yes, Banyuwangi.. Tarian ini berjudul “Janger Banyuwangi” mau tau cerita
lanjutnya? Mari ikuti jejak pena budaya ini!
Akar Budaya memang akan selalu
menjalar untuk mencari unsur hara jati diri bangsa
Indonesia mempunyai berjuta kekayaan budaya yang sudah
mendunia, misalnya tari-tarian.. budaya tari-tarian lahir dari setiap daerah,
dan itu mempunyai ciri khas tersendiri.. bahkan dari beribu-ribu dan mungkin
berjuta-juta tarian daerah di Indonesia hampir tidak memiliki persamaan
karakteristik.. semuanya unik broh!
Yang ingin saya kupas kali ini adalah tarian berjudul “Janger
Banyuwangi” cerita ini berdasarkan pengalaman saya sendiri yang memang melihat
langsung bagaimana Janger Banyuwangi ini dimainkan.. cerita ini saya temukan
saat saya mengisi waktu liburan panjang akhir semester ganjil dengan berlibur
dikota paling timur sendiri yakni Banyuwangi.
Janger Banyuwangi atau kadang disebut Damarwulan atau
Jinggoan, merupakan pertunjukan rakyat yang sejenis dengan ketoprak dan ludruk.
Pertunjukan ini hidup dan berkembang di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur serta
mempunyai lakon atau cerita yang diambil dari kisah-kisah legenda maupun cerita
rakyat lainnya. Selain itu juga sama-sama dilengkapi pentas, sound system,
layar/ tirai, gamelan, tari-tarian dan lawak. Serta pembagian cerita dalam
babak-babak yang dimulai dari setelah Isya hingga menjelang Subuh. (https://id.wikipedia.org/wiki/Janger ).
Sesuai
dengan pengertian diatas bahwa Janger Banyuwangi ini memang mengusung tema dari
kisah-kisah legenda maupun cerita rakyat. Namun, uniknya dari Janger Banyuwangi
ini saat pembukaan dilengkapi dengan para penari yang bisa dibilang semuanya
adalah wanita. Kalau tidak salah, saya menghitung ada sekitar 16 orang penari
yang mengisi pembukaan tersebut. Dari ke-16 penari tersebut mereka semua nyanyi
satu persatu bro.. itulah yang membuat saya ngantuk melihatnya.. tapi salutlah
sama ke-16 penari ini.. mereka tetap menari dan bernyanyi tanpa adanya jeda
istirahat demi menghibur para penonton..
Semua
lagu-lagu yang dibawakan para penari ini sebagian besar adalah lagu-lagu yang
berasal dari Banyuwangi sendiri, namun juga diselingi oleh lagu-lagu dangdut
yang diaransemen ulang menjadi lagu Janger, misalnya lagu Oleh-olehnya Rita
Sugiarto. Tetapi dari kesekian lagu yang dibawakan, saya paling suka dengan lagu
Ngobong Atinya Wandra yang diaransemen menjadi lagu Janger.. Kueeren bro.. !
Ke-16 penari yang sedang menari dan bernyanyi
(Fotonya dari jauh.. zoom pula!)
Untuk
kostum dari ke-16 penari ini semuanya kompak memakai kostum seragam dengan
paduan warna merah muda dipadukan dengan selendang, dengan kalung berwarna
perak, bros bunga pada bagian dada, ikat pinggang bunga warna biru dan seperti
mahkota dengan perpaduan warna merah muda dan putih dikepalanya..
Wuiih
yang laki-laki bro semuanya memadati pentas, secara kan 16 penari yang tampil
emang cantik-cantik, dan sebagian besar masih tergolong anak muda bro.. sampai-sampai
karena memang tubuh saya yang kurang tinggi alias *kecil* terasa terhimpit diantara
banyak orang.. dan saya cuma bisa lihat dari jauh bro.. emang nih orang-orang
gak ada yang mau ngalah ya.. setidaknya izinkanlah saya untuk berada di depan!
*kumatlebay!*
Sebenarnya
gak cuma tari-tarian aja, tapi inti dari Janger ini sendiri adalah sebuah Drama
yang ingin ditampilkan untuk ditonton masyarakat luas, sebagai sarana hiburan
pemberi inspirasi bagi masyarakat.. Temanya sih dari setiap penampilan
berbeda-beda.. kalau yang saya lihat kali ini bertema apa yaaah.. pokok kayak
ada Damarwulanya gitu..
Baik
tarian maupun lakon Dramanya semua diiringi oleh musik pengiring mirip Gamelan
yang dipadukan dengan kendang, rebana dan seruling dengan jumlah pemusik berkisar
diatas 15 orang.. mereka mengiringi penari dan lakon Drama juga tanpa adanya
jeda istirahat sama sekali..
Lakon Drama dalam Janger Banyuwangi
Oh
ya ngomong-ngomong soal biaya atau harga yang dipatok dari Janger Banyuwangi ini
untuk mengisi acara baik perkawinan, sunatan, slametan maupun hiburan belaka, yang
saya dengar dari warga disana harganya berkisar antara 5-6 Juta rupiah.. yaah
saya kira sepadan lah harganya melihat Tarian dan Totaitas budaya yang
ditampilkan emang keren.. Yaah walaupun saat itu sempat ada insiden mati lampu
gara-gara Gensetnya gak kuat..
Untuk
perihal pemesanan bagi yang berminat mengundang Janger ini bisa dilihat dari
tulisan yang tertera dipentas yakni bernama “SRI BUDHOYO PANGESTU yang
beralamat di Desa Bongkoran, Parijatah Wetan, Srono, Banyuwangi” tapi nggak
cuma ini saja, banyak Janger lain dari kota Banyuwangi yang memang hamir
semuanya memiliki krkteristik yang sama..
Janger
Banyuwangi ini emang keren dan menumbuhkan sikap cinta tanah air yang lebih
bagi saya, karena sekali lagi saya menemukan setitik unsur Budaya dari Negeri
yang kaya akan keanekaragaman budaya ini.. Namun, yang saya sayangkan dari
Janger Banyuwangi ini adalah tarian pembukanya yang agak terkesan monoton dan
kostum yang dikenanakan agak kurang sopan.. memang setiap tarian ada perbedaan
masing-masing baik dari segi kostum, gerakan maupun nyanyian.. walaupun memang
yang menampilkan tarian pembuka sebagian besar adalah wanita yang memang tergolong
masih muda dan cantik-cantik... Tapi, selepas dari itu semua Janger Banyuwangi
ini emang Kereeen Loooop!! :D
Hentakan,
Nyanyian,
Iringan Musik..
Selendang nan lembut berkibas,
Menampilkan lenggok penari nan
lincah..
Gamelan budaya,
Berpadu seruling rebana,
Nan merdu terdengar oleh telinga..
Lakon drama menguak inspirasi akar
budaya,
Mendeklarasikan, ini kita..
Budaya yang nyaris sirna..
Tersapu oleh jangkar arus
mancanegara..
Galakkan! Akar Budaya Bangsa!
(-MLU-)
Bagus puisinya menarik
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus