Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

PUISI - Hilang

Gambar
Lokasi : Gunung Wurung Sedarum, Nguling, Pasuruan Sumber : Dokumen Penulis Ada yang hilang menyambut petang, Ada yang ambyar ditengah guratan kasar Menjadi diri sedekat nadi, se nyala api Hingga sunyi padam bertubi-tubi Sebebas asa, yang mendayu ditengah redupnya senja Menampakkan tawa sumbang tanda bimbang Membawa raga ditengah jalan terjal bergelombang Tak ada rayu, hingga membuat serba bisu Dia sendiri, tak ada yang peduli Dia terjaga, tak ada yang pura-pura menyapa. Dia tak andil, tapi tak ingin ikut dikucil Dia terlibas, dengan tajam pedang nan menggilas Dia tertahan, namun tak ingin dipat a hkan Dia hilang, tak ada perlawanan untuk berjuang Kemana perginya? Hilang arah tanda goyah Menepikan segala mimpi Melangitkan rindu dalam zona berapi-api Jangan terulang, kisah lama cukup membuat tumbang Ibarat rasa memang tak pernah ada ambang Jangan terlalu serius, dan menjadi manusia yang terlalu rakus Ingat satu, aku akan sel

CATATAN - Actually, I Can.

Gambar
Lokasi : Pantai Batu Bengkung, Malang Selatan Sumber : Dokumen Penulis Sudah sejauh mana puisi-puisi mu bergema? Melewati batas cakrawala menembus semesta. Aku disini sebagai mula, dan akhir dari semua ini pun aku tak mengetahui nya. Sekali lagi aku bertanya, sejauh mana puisi-puisi mu bergema? Kamu yang kala itu tak berargumen dengan nilai Ujian Nasional (UN) Bahasa Indonesia  yang jauh dari kata sempurna. Lalu kamu berandai menjadi seorang jurnalis handal? Hingga, kau mulai jatuh cinta pada dunia "Kimia" dan pemrosesan nya di bidang Industri. Kamu yang tidak tau sampai mana  passion  mu, kamu yang berjalan  "lempeng"  dengan segenggam asa untuk mereka, " demi Emak dan Bapak, " gumam terus hati nurani mu. Kamu kembali berandai dan semakin memantapkan diri menjadi seorang Teknik Kimia. Lalu sudah sejauh apa kemampuan mu di bidang itu? Apa motivasi terbesar mu sejauh ini untuk menggeluti bidang itu? Apa pandangan ke depan yang kamu dambakan?

PUISI - Puisi Milenial (Zaman Sudah Berubah)

Gambar
Sumber : https://www.idntimes.com/life/inspiration/pinka-wima/ Ketika aku, tak lagi merasa Dialog embun pada umbut semak Sapuan air pada lempung coklat Pada terpa angin pembopong ranting Ketika aku, tak lagi terpatri Pada tali pengikat seni Untuk yang katanya 'estetika' Bukan lagi perihal diagnosa dokter pada pasiennya Semangat analis untuk sintesa terbarunya Atau gerakan gear dibalik kemudi mekaniknya Ketika aku, tak lagi tergopoh Sekadar menyapa masa yang kian goyah Menyapa semesta yang kian lungkrah Merutuki dunia dengan tawa kerasnya Namun, untuk yang satu ini kenapa aku bahagia? Lipsinc   lagu setiap harinya Ber- selfie  ria sejadi-jadinya Atau sekadar melihat berirama Sekadar update di Instagram Bahkan aplikasi tak karuan semakin merajalela Inikah aku, zaman Kapan? Sadar ku, zaman sudah berubah (Aksi berontak namun apa daya, biar tercurah lewat sajak tak berirama) #SelfReminder Pasuruan, Juni 2018 (-MLU-)

PUISI - Si Senja

Gambar
Sumber : Dokumen Penulis (Malang, Polinema 01 Mei 2018) Dalam kilau keemasan , Dalam kilau semburat namun masih terkesan Dari dengus si sore Menyajikan kebajikan. Sambut, si Senja menapak langit penuh kemenangan Menguntai senyum dengan penuh ambisi Perlahan, kecamuk awan kembali menghitam Bergemuruh hati senja, Layaknya bercengkrama sendiri. Te rlalu biadabkah? Hingga si dungu hitam berkelok tak mau henti Hapus si senja, Padahal mereka masih merindukannya. Lalu si gema, dengan keras berteriak Membuat lungkrah, si dungu hitam yang congkak Hingga ia kembali mengangkat senjata Tidak untuk membunuh, Tetapi, Untuknya, merangkul si Senja. Bagian terindah dalam hidup adalah "Berkarya" Teruntuk Mereka, Yang Berjuang Dibawah Senja . (-MLU-)

KILAS BALIK - Bertemu Klub Idola Sebagai Awak Persma (Arema FC Launching Tim dan Jersey di Graha Polinema)

Gambar
Tim Arema FC beserta official sedang melakukan sesi foto bersama pada Launching Jersey di Graha Polinema (Malang, 20/03/18) Ini adalah cerita awak Persma yang berhasil meliput klub sepakbola yang diidolakannya. Pertemuan ini adalah kesan haru dan bangga. Dari awalnya kita memang disuruh duduk di bangku Tribun atas Gra ha Politeknik Negeri Malang (Grapol)  meskipun ada sedikit perdebatan dengan penjaga pintu masuk untuk ngeliput acara di bawah, tapi akhirnya dibolehin juga untuk liputan hanya sekedar memotret berjejer dengan awak media yang lain. Terus kita yang 'gupuh' masalah caption di ig yang emang udah kelewat deadline jam karena acara inti memang belum mulai dan hampir baterai handphone dari kita semua hampir low , yang agak 'ndusel-ndusel' dengan awak media lain untuk sekedar mengambil Angle foto yang pas. Rela muterin Gra pol    padahal kondisi saat itu sedang haus parah cuma buat wawancara pemain Arema FC, t et api sampai disitu nggak dibolehin masuk sa

PUISI - Sibuk

Gambar
Aku yang terlalu sibuk mengukur, Hingga lupa cara akan bersyukur Aku yang terlalu sibuk dengan kenyamanan, Hingga lupa akan Sang Pemilik Kesempurnaan Aku yang terlalu fakir dalam rasa, Aku yang terlalu menatap dengan mata buta Hingga lupa, akan cara menjadi hamba yang tak hina. Bahkan daun-daun hijau yang menghitam, Membusungkan kekeliruan dengan seribu hantaman Dalam topeng sejuk agro yang tenggelam Dalam fana batin masih terdiam Inikah akhir kedzaliman pada Sang Pemilik Kehidupan? Self Reminder Pujon Kidul Malang, 03-02-2018 (-MLU-)