MERAIH TOGA #1 - Merayakan Kelulusan di Tengah Keterbatasan


Sumber: Dokumen Penulis


Lega.
Satu kata itu mungkin cukup untuk bisa menggambarkan perasaan teman-teman D-III Teknik Kimia angkatan 2017 Politeknik Negeri Malang yang tanggal 13 Juli kemarin mengikuti Yudisium Sidang Laporan Tugas Akhir tahap 1. Alhamdulillah dari total kurang lebih 47 mahasiswa yang mengikuti sidang, semuanya resmi dinyatakan lulus.

        Pada akhirnya kita sampai di titik yang sejak awal dinanti-nantikan selama kurang lebih tiga tahun terakhir. Penantian yang cukup singkat namun sangat panjang untuk bisa dilupakan. Siapa yang menyangka, prosesi kelulusan harus dilalui dengan metode daring. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yang biasanya diakhiri dengan prosesi siraman air bunga. Di tahun ini menjadi pembeda dan pertama kali dilakukan, yakni yudisium metode daring. Namun, hampir semua teman-teman mengucap syukur Alhamdulillah, karena masih diberikan kesempatan untuk merasakan euforia kelulusan meski di tengah keterbatasan dan  bisa dibilang dalam suasana ala kadarnya.

       Tidak pernah terbayang di benak kita sebelumnya, tahun 2020  yang kita ekspektasikan menjadi tahun saksi bersejarah momen kelulusan, akan seperti ini realitasnya. Tahun 2020 yang kita gadang-gadang menjadi momen puncak keberhasilan masa pendidikan kita dengan sangat meriah, harus ditutup dengan momen yang tidak terduga. Semenjak kurang lebih tiga bulan yang lalu pandemi  Corona Virus Disease (COVID- 19) dinyatakan masuk ke Indonesia. Pemerintah mengimbau seluruh elemen, baik dalam sektor perindustrian, pendidikan juga tatanan negara untuk melakukan kegiatan dengan tidak bertatap muka secara langsung, melainkan mengupayakan metode daring. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kerumunan atau penumpukan massa. Hampir semua sektor sempat lumpuh, termasuk dunia pendidikan. Bahkan sempat viral seruan Work from Home (WFH) bagi kalangan pekerja dan Study from Home (SFH) bagi kalangan pelajar, termasuk mahasiswa.

        Mungkin ada pihak yang diuntungkan dengan diterapkannya metode daring, tapi tidak dengan mahasiswa tingkat akhir. Banyak di antara kita yang kalang kabut, pasalnya masih ada beberapa penelitian yang tidak bisa diselesaikan, bahkan ada yang belum memulai. Selain itu, pengambilan data ke lapangan menjadi semakin rumit. Proses bimbingan dengan dosen pembimbing pun terpaksa dilakukan secara daring. Bahkan segala bentuk birokrasi dengan kampus, juga tidak diizinkan melalui tatap muka. Tidak sedikit juga dari barisan mahasiswa tingkat akhir yang mengajukan petisi agar skripsi maupun tugas akhir dihilangkan. Namun, beberapa petisi tidak menemukan titik terang.

        Di balik segala kendala yang terjadi selama kegiatan yang serba daring, ada pula momen lucu dan menarik dengan adanya sistem ini. Seperti cerita sidang tahap 1 kemarin, rata-rata teman-teman yang mengikuti sidang banyak terjadi kendala dalam hal sinyal. Bahkan ada yang sempat lari ke dekat Tower untuk sekadar mendapatkan sinyal supaya sidang bisa diselesaikan. Ada juga yang jaringannya terputus-putus, termasuk saya, hingga menghambat jalannya sidang kelulusan. Bahkan yang melakukan sidang di rumah, struggle-nya lebih banyak, yakni bisa memecah dan mengalihkan fokus. Entah terganggu suara hewan peliharaan, suara kendaraan lewat, bahkan suara tetangga yang sedang dangdutan. Hasilnya? Ambyar saat diberikan pertanyaan oleh dosen penguji, hehe.

 
Momen Yudisium Laporan Akhir Tahap 1 Prodi D-III Teknik Kimia dengan Metode Daring.
(Sumber: Dokumen Istimewa)


        Banyak pihak yang menyebut lulusan angkatan tahun 2020 sebagai "Angkatan Corona". Katanya diluluskan karena belas kasih dan give away pemerintah. Mulai dari tatanan sekolah dasar dan menengah yang Ujian Nasional dihilangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ke-Mendikbud), hingga dilakukan pembelajaran secara daring dengan batas waktu yang kemudian ditarik-ulur. Nasib mahasiswa tingkat akhir pun tak lepas dari sorotan. Ibarat maju kena, mundur juga kena, karena keputusan pemerintah yang terkesan lamban dan tak bersolusi. Akhirnya didapatkan keputusan dengan tetap mengambil data penelitian, namun disesuaikan dengan protokol kesehatan yang berlaku. 

        Terlepas dari banyak pihak yang kontra, ada juga pihak yang pro dengan nasib mahasiswa tingkat akhir. Dibuktikan dengan adanya aksi solidaritas tagar #WisudaLDR2020, hingga banyaknya seruan di media sosial untuk memotivasi teman-teman tingkat akhir yang sedang berjuang menamatkan tugas akhir dan skripsinya. Banyak juga yang menyebut bahwasanya angkatan 2020 merupakan angkatan istimewa karena pertama kali dalam sejarah, dan bisa lulus di tengah merebaknya pandemi. Seperti kemarin yang disampaikan dalam yudisium oleh Ketua Jurusan Teknik Kimia, "Momen ini menjadi hal yang bersejarah bagi kalian karena lulus di tengah kondisi seperti ini. Jangan berputus asa, anggap hal ini sebagai ajang pembuktian bagi kalian untuk tetap memperlihatkan kualitas yang selama ini sudah didapat. Buktikan bahwasanya dengan kondisi seperti ini pun, kalian bisa menjadi alumni yang berkualitas dan membanggakan nama instansi serta almamater kampus."

        Iya, benar. Tidak perlu malu untuk menjadi bagian dari lulusan angkatan 2020. Justru seharusnya bangga. Karena bisa merasakan euforia yang tidak bisa didapatkan di tahun-tahun sebelumnya.  Anggap saja ini sebagai ajang pembuktian dan bagian dari pendewasaan diri untuk tetap maju dan berkarya, terlepas dari segala kondisi yang ada. Ya, mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus menyelesaikan apa yang sudah kita mulai sejak awal. Sejak kita resmi menyandang status sebagai mahasiswa, hingga resmi menyandang status sebagai alumni (mahasiswa). Seperti dikutip dari kata-kata Clifford Waren, "-Mulai- adalah kata yang penuh kekuatan. Cara terbaik untuk menyelesaikan sesuatu adalah, -mulai-. Tapi juga mengherankan, pekerjaan apa yang dapat kita selesaikan kalau kita hanya memulainya."



Salam sukses untuk teman-teman angkatan 2020. Selamat menjadi saksi dan bagian dari sejarah. Saya bangga, menjadi bagian dan lulusan dari angkatan 2020.

--Pasuruan (Juli, 2020) 
-MLU-

Komentar

  1. Selamat Maul, doain ku menyusul jugaaa yaaaa. Semogaa kita sukses selalu meski lulus dalam keterbatasan ini hihihi aamiin❤️🤗

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terima kasih Acha. Ku do'akan semoga segala urusanmu dilancarkan. Ayok lulus bareng-bareng yaa❤

      Hapus
  2. utuuu partnerku sing siji iki ancene nyasar jurusan deh. arek sastra kok masok tekkim :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkw tapi gapapa semua akhirnya terselesaikan dengan sangat baik, alhamdulillah.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CATATAN - Keresahan yang Semua Orang Pernah. [Usia 25 nih, Bos!]

PUISI - Puisi Milenial (Zaman Sudah Berubah)

PERJALANAN - Ceritaku dan Waduk Klampis Sampang, Madura, Jawa Timur