MERAIH TOGA #2 - Pilihan yang Disempurnakan

Meraih Toga. Manusia berhak bermimpi, sisanya biar Sang Pencipta Yang Memberi. (Sumber: Dokumen Penulis)

Sebuah cerita yang diawali dengan percakapan via media sosial tak disengaja. Sebuah cerita yang membawa kata asing menjadi sering. Sebuah cerita dengan segala rasa yang dicurahkan, yang sebelumnya tidak mengenal hingga menjalin pertemanan. Yang sebelumnya tidak pernah terlibat kontak mata, namun garis Pencipta mempertemukan kita dalam satu rasa, satu asa.

"Kamu maba Polinema ya?" Begitu chat yang pertama kali saya baca di room Direct Massage (DM) akun Instagram pada 20 Juli 2017. Akun Instagram bernama @aprilwinda1 dengan ramahnya menyampaikan salam perkenalan. Saat saya baca, "mungkin orang ini hanya 'iseng' saja", pikir saya. Bahkan di benak sempat muncul kata 'apasih'. Karena memang kalimat chat-nya mengandung unsur yang belum dipastikan kebenarannya. Saat itu saya memang sedang dilanda kebingungan karena tak kunjung diterima kuliah di kampus negeri.  Semua jalur sudah saya ikuti, seperti SNMPTN, SBMPTN, PMDK dan Mandiri Bidikmisi. Sempat putus asa, dan pilihan terakhir saya adalah mendaftar di Jalur Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Saat itu H-5 tes, saya memilih menjawab "Aku belum ada pengumuman jadi maba," karena begitulah kenyataannya. Kemudian saya menutup percakapan. 

Screenshot saat pertama kali akun @aprilwinda1 menyapa via DM Instagram. (Sumber: Dokumen Penulis)

24 Juli 2017. H-1 tes Vokasi ITS. Saya sudah berada di Surabaya dan menyempatkan membeli paket data untuk internet. Entah angin apa yang membisikkan kepada diri untuk tiba-tiba membeli paket data (Karena biasanya jarang beli kalau ngga penting-penting banget wkwk). Kemudian satu chat lagi muncul di DM Instagram,

"Aku lihat namamu di webnya Polinema," begitu chat itu terbaca. Dan benar, itu DM akun @aprilwinda1 yang beberapa hari lalu sempat saya akhiri percakapannya karena keterbatasan paket data wkwk. "Gupuh" satu kata itu yang mungkin menggambarkan diri saya saat itu. Karena sudah terlanjur sampai di Surabaya dan besoknya harus tes. Kemudian saya pastikan kebenarannya dengan mengecek di website Polinema.

"Pengumuman Penerimaan Mahasiswa Baru Politeknik Negeri Malang Jalur Bidikmisi Tahap 2"

MAULIYA LAILATUL UMRO (D-III TEKNIK KIMIA)

Begitu tercantum di website Polinema yang saya buka. Perasaan senang, kaget, dan terharu semua bercampur aduk. Karena sebelumnya sudah hopeless dan pasrah tidak diterima di Jalur Bidikmisi Tahap 1. "Iya udah aku lihat, Alhamdulillah. Makasih infonya aku baru tahu hlo," begitu saya membalas chat akun @aprilwinda1. Kemudian saya langsung konsultasi dengan orang tua via telepon, emak waktu itu yang saya ajak bicara. Beliau bilang, "Gapapa pulang aja, nggak usah ikut tes. 'Kan sudah pasti diterima, pilih yang pasti saja. Dan emak merestui kalau kamu memang mau di Malang. Untuk urusan uang pendaftaran (Tes Vokasi ITS), tidak apa-apa. Emak ikhlas, anggap sebagai amal." Kemudian saya memutuskan pulang besok harinya untuk menyiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan. Alhamdulillah, saya lega. Sekali lagi, saya sudah mendapat tempat di mana saya akan bermuara.

Pembagian kelas sudah ditetapkan setelah masa pra-studi yang diadakan Jurusan Teknik Kimia. Kemudian dengan tidak disangka saya ditakdirkan satu kelas dengan pemilik akun @aprilwinda1 wkwk. Btw panggil saja April, ya. Sejak saat itu kami semakin dekat, membagi semua cerita yang dialami bersama, entah tentang teman, keluarga dan sekadar masalah hidup. Sempat nyeletuk juga, "April nanti kalau misal Tugas Akhir (TA) kita satu kelompok aja." Sebenarnya hanya candaan sampai tiba akhirnya pemilihan kelompok untuk partner Praktik Kerja Lapangan (PKL) sekaligus TA. Sesuai ucapan saya dulu, bismillah saya memilih April sebagai partner.

Banyak cerita yang jika dituangkan tak akan habis dibahas. Karena permasalahan yang cukup kompleks dengan struggle dari berbagai sisi. Entah tempat PKL yang sebelumnya disepakati berdua, harus rela dilepas karena suatu permasalahan. Hingga berakhir PKL di luar provinsi. Beberapa kali juga sempat terpikir, "Apakah sudah tepat saya memilih April sebagai partner?" Kemudian di benak, saya mencoba memikirkan semua kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan ternyata, dari yang saya pikir sejak awal: Semasa kuliah, memang tidak ada yang mau memahami saya sebaik April. Tidak ada yang mau mengerti saya sebaik April. Tidak ada yang mau telaten merawat saya sebaik April. Dan tidak ada yang mau mengimbangi ketidak-jelasan saya sebaik April. Dia bisa menjadi sosok yang baik dan menyebalkan dalam satu waktu. Saya rasa kami adalah perpaduan yang pas untuk sekadar disebut 'kelompok yang baik'. Karena dalam prosesnya jika ada ketidakpuasan pendapat, entah dari yang satu mau mengalah dan satu lainnya memilih diam. Bahkan pembagian tugas bisa terbagi rata. Jika saya bekerja terlalu keras dalam sebuah progres, pasti April akan menegur, "Il, istirahat dulu biar sisanya aku yang kerjain. Jangan terlalu memforsir."

Januari 2020. Satu tahun yang lalu, bisa dibilang sebagai masa-masa yang dikategorikan "berjuang banget" dengan struggle dari banyak pihak. Terutama kami tidak kunjung menemukan topik untuk judul TA yang notabene bulan depannya harus di-sempro-kan. Rencana awal akan mengambil topik di tempat PKL. Sayangnya, tidak terealisasi dan terpaksa harus mengambil TA di kampus. Sedikit perdebatan namun banyak maklumnya. April memahami, begitu juga saya. Karena memang sudah berada di titik "yoweslah, kate yoopo maneh". Dan kebetulan saya memang sudah memiliki cadangan topik untuk jaga-jaga seandainya akan mengambil TA di kampus. Alhamdulillah setidaknya ide saya terpakai dan dosen pembimbing setuju.

PKL di PT. Indonesia Toray Synthetics Tangerang, Banten. (Sumber: Dokumen Penulis)

18 Februari 2020. Sempro dimulai. Dari judul yang baru di-fix-kan saat hari H pengumpulan. Persiapan proposal yang ngebut hanya dalam 3--4 hari pengerjaan. Sampai hari H sempro yang memang alakadarnya. Semua memang serba dadakan. But, we can do it. Revisi berjalan lancar, semuanya lancar kecuali peminjaman alat dan laboratorium, hehe.

Maret 2020. Virus COVID-19 mulai masuk ke Indonesia dan Malang. Akhirnya diberlakukan kegiatan Study From Home (SFH). Selama SFH nasib mahasiswa tingkat akhir terombang-ambing. Mau praktik belum bisa, sedangkan alat dan bahan sudah terlanjur dibeli. Hingga muncul Surat Edaran yang mana bisa memilih TA review jurnal, kebetulan dosen pembimbing kami juga menyarankan untuk review jurnal. Progres pengerjaan yang terbilang singkat hingga sampai di suatu hari bernama "Seminar Hasil (Semhas)".

8 Juli 2020. Kami fix ikut Semhas tahap 1. Sebenarnya saat mendaftar masih percaya tidak percaya. Karena tidak berekspektasi untuk maju di tahap 1, progres masih mangkir dan belum pada tahap finishing. Tapi dengan segala skenario Allah SWT, hari H pendaftaran dosen pembimbing setuju untuk kami maju tahap 1. Sempat tidak yakin, namun kami putuskan maju. Karena menurut kami, dosen pembimbing sudah memberi kepercayaan, kenapa tidak terobos saja, hehe.

13 Juli 2020. Yudisium Tugas Akhir Tahap 1. Alhamdulillah kami resmi lulus dari Politeknik Negeri Malang. Tiga tahun yang sangat berkesan. Semua kenangan tercipta. April tetap menjadi sosok yang menemani dari awal hingga akhir perjalanan masa menempuh pendidikan di Polinema. Saya berpikir apa jadinya jika dulu April tidak memberi tahu saya via DM Instagram. Mungkin saya tidak akan menyandang status sebagai mahasiswa Polinema. Dan, mungkin saja tidak akan menyandang gelar Ahli Madya Teknik (A.Md.T).

Transformasi dalam tiga tahun. (Sumber: Dokumen Penulis)

April menjadi perantara dari Allah SWT untuk menyampaikan kehendak-Nya, hingga dengan segala skenario indah-Nya saya sampai di titik ini. Tidak menyangka pertanyaan beberapa tahun silam yang saya jawab dengan mantap bisa menjadi kenyataan. Saat itu di SMK, guru matematika bertanya saya akan berkuliah di mana. Dengan mantap saya jawab "Politeknik Negeri Malang". Padahal belum tentu status diterimanya. Namun dengan segala apa yang sudah ditakdirkan, dan segala cara yang sudah Allah SWT tunjukkan akhirnya saya bisa menembus titik ini. Alhamdulillah tiga tahun silam saya rasa sudah membuat pilihan yang tepat, dan Allah SWT sempurnakan dengan segala keajaiban-Nya. Benar kata pepatah, "Karena ucapan adalah doa." Baik-baik dengan setiap ucapan, jika kita yakin, Allah pasti membantu. Se-mustahil apapun sesuatu yang kita yakini tersebut. Karena "Kun Fayakun-Nya Allah itu pasti. Yakin BISA pasti BISA!" Husnudzon dan selalu bersyukur.

3 Desember 2020. Akhirnya menjadi penutup perjalanan manis dan pahit masa tiga tahun yang terbilang cukup singkat. Di tanggal itu, toga yang saya kenakan dengan melihat layar laptop menjadi saksi momen bersejarah. Saya resmi menjadi bagian dari Alumni Polinema dengan wisuda via daring. Salah satu dosen saya pernah berkata "Wisuda hanya perayaan, selebihnya adalah seberapa manfaat kita bagi orang sekitar." Betul, tidak peduli wisuda daring kah atau luring kah, yang terpenting adalah kebermanfaatan apa yang kita berikan untuk sesama dengan segala ilmu yang sudah didapat.

Pada kesempatan ini saya ingin berterima kasih kepada semua pihak, yang menuntun dan mendukung saya untuk sampai di titik ini. Allah SWT, yang dengan skenario indah-Nya mengantarkan saya untuk sampai di muara yang telah DIA siapkan. Orang tua, sahabat, April selaku partner terbaik sepanjang masa wkw, Ibu Profiyanti selaku dosen pembimbing terbaik dan ter-sabar, keluarga 3Bravo dan 1D Gathu, keluarga UKM Lembaga Pers Mahasiswa Kompen yang memberikan kesempatan untuk tumbuh dan berproses, teman-teman Tekkim'17 yang selalu kompak dan menyenangkan,  teman-teman se-kos-an, dan semua pihak yang belum bisa disebutkan satu per-satu. Satu kalimat yang sebenarnya jarang terungkap, dan jarang disuarakan bahwasannya "Aku menyayangi kalian semua," hehe.

 

(-MLU-)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CATATAN - Keresahan yang Semua Orang Pernah. [Usia 25 nih, Bos!]

PUISI - Puisi Milenial (Zaman Sudah Berubah)

PERJALANAN - Ceritaku dan Waduk Klampis Sampang, Madura, Jawa Timur