REVIEW: Mengupas Sisi Lain Tradisi Pulang Kampung melalui Film 'Mudik'

    Mengisi waktu luang atau bisa juga disebut 'masa gabut' memang bisa digunakan untuk selfcare. Selfcare atau me-time banyak dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menonton film. Cara ini yang juga dilakukan oleh saya ketika mengisi masa kosong. Tak ingin membuang waktu banyak, kali ini selain menonton saya juga melakukan review tentang film 'Mudik (2019)'.


Poster Film 'Mudik' (Sumber: casaindonesia.com)

    Film Mudik atau juga dikenal dengan Homecoming ini disutradarai oleh Adriyanto Dewo dan rilis pertama kali pada 9 Desember 2019. Seperti judulnya, film ini ingin menampilkan bagaimana suasana mudik atau pulang kampung yang sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia ketika menjelang Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. Biasanya dilakukan H-7 atau maksimal H-3 Lebaran. Dalam film ini menceritakan bagaimana pasangan suami istri yang akan mudik ke kampung halaman orang tua dari salah satu pasangan tersebut. Bukan seperti suasana mudik yang berdesak-desakan atau antri di stasiun, terminal maupun pelabuhan. Pasangan tersebut justru melakukan mudik via jalur darat  menggunakan mobil pribadi. Pengemasan cerita cukup apik ketika pengambilan gambar on the road dengan mengisahkan sisi lain dari perjalanan mudik yang selama ini kebanyakan orang lakukan, seperti terpaksa melaksanakan salat di pinggir jalan tol, berbuka puasa di rest area maupun menikmati malam takbir di jalan. 

     Putri Ayudya memerankan sosok Aida dan Ibnu Jamil berperan sebagai Firman yang mana keduanya sebagai tokoh utama dalam film ini. Film yang berdurasi kurang lebih  93 menit ini mulai memunculkan masalah ketika Aida yang menggantikan Firman menyetir mobil tak sengaja menabrak orang hingga menyebabkan orang tersebut tewas.  Kejadian ini membawa kedua tokoh pada permasalahan yang satu persatu muncul. Seperti ditagihnya uang ganti rugi oleh kerabat korban yang ternyata mengandung unsur 'pemerasan', kemudian istri korban (Santi) yang diperankan Asmara Abigail meminta diantarkan menjauhi kampungnya, hingga sadarnya Aida akan perselingkuhan yang dilakukan Firman (suaminya) dan merupakan klimaks dari film tersebut. 

Cuplikan Film Mudik yang Ditonton melalui Aplikasi Mola TV (Sumber: Dokumen Pribadi) 

     Melalui film ini juga, penonton diajak untuk mendalami karakter masing-masing tokoh. Perasaan penonton dibuat campur aduk dengan alur cerita yang dibuat lambat dan peran dari masing-masing tokoh yang  cukup mendalam. Seperti sosok Aida yang terlihat tegar dengan sikap diamnya namun menyimpan luka di hati dan benaknya. Sosok Firman yang terlihat sangat bertanggung jawab dan selalu di sisi Aida, namun juga tak bisa menentukan pilihan yang akhirnya menjerumuskannya ke dalam jurang perselingkuhan. Hingga sosok Santi yang terlihat rapuh dan lugu, namun juga menyimpan masalah terpendam di hidupnya. 

      Dengan segala sinematografi dan jalan cerita yang cukup unik, tak heran jika membuat film ini berhasil memenangkan beberapa pengahargaan bahkan sebelum tanggal rilisnya. Dilansir dari GenPi.co, Film Mudik telah berkompetisi di 4th International Film Festival & Awards Macao (IFFAM) pada Desember 2019 lalu. Bahkan, film Mudik menjadi satu-satunya film Indonesia yang berkompetisi di festival tersebut. Selain itu, film Mudik juga berkompetisi di CinemAsia Film Festival yang digelar di Amsterdam, Belanda, pada 4 dan 8 Maret 2020. Sebelumnya, naskah film Mudik yang dibuat pada juga masuk dalam program Script Room dari British Council dan Script Cube. Naskah film ini pun berhasil masuk posisi tiga besar program tersebut.

      Tak hanya pesan moral yang ditinggalkan dalam film ini, melainkan juga pesan spiritual. Melalui film ini juga kita belajar bagaimana susahnya mencapai kampung halaman dengan segala permasalahan yang terjadi saat perjalanan. Hal tersebut yang juga membuat kita bersyukur untuk bisa menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih. Dan membuat kita sadar bahwa 'Mudik itu tidak sekadar pulang kampung ramai-ramai juga macet-macetan di jalan, melainkan ada sisi lain yang patut kita tahu dan mulai meletakkan rasa syukur terhadap segala esensi dari mudik itu sendiri'.



(-MLU-) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CATATAN - Keresahan yang Semua Orang Pernah. [Usia 25 nih, Bos!]

PUISI - Puisi Milenial (Zaman Sudah Berubah)

PERJALANAN - Ceritaku dan Waduk Klampis Sampang, Madura, Jawa Timur